- http://www.gunadarma.ac.id
- http://www.studentsite.gunadarma.ac.id
Bahasa merupakan kunci untuk membuka wawasan dan
pengetahuan. Hanya dengan bahasalah kita dapat menguasai ilmu pengetahuan
dan teknologi. Walaupun bahasa Indonesia sudah berperan sebagai alat persatuan
tetapi belum dapat berperan sebagai pengantar ilmu pengetahuan. Hal tersebut
mengharuskan kita menerjemahkan semua buku ilmu pengetahuan di dunia ini ke
dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya informasi ilmiah dalam bahasa Indonesia
tersebut, pasti akan ada kemajuan di bidang ilmu pengetahuan yang berarti
meningkatkan mutu bahasa indonesia sebagai bahasa ilmiah. Bahasa dipakai sebagai
alat mengungkap gagasan dan pikiran. Dengan begitu bahasa adalah alat
komunikasi sekaligus alat untuk memahami isi dari komunikasi itu sendiri.
Komunikasi antar-orang, termasuk komunikasi ilmuwan terhadap fenomena alam dan
fenomena kebudayaan
Kemampuan berbahasa yang baik dan benar merupakan persyaratan mutlak untuk
melakukan kegiatan ilmiah sebab bahasa merupakan sarana komunikasi ilmiah yang
pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan kosakata yang baik akan sukar bagi
seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan gagasannya kepada pihak lain. Dengan
bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan saja menyampaikan informasi tetapi
juga argumentasi, di mana kejelasan kosakata dan logika tata bahasa merupakan
persyaratan utama.
Manusia menggunakan bahasa sesuai dengan yang dia ketahui dan yang dirasakan
guna menyampaikan gagasan atau menerima gagasan, pemberitahuan, keluh-kesah,
pernyataan menghormat, bersahabat, atau pernyataan permusuhan dari orang lain.
Siapa dia berkomunikasi dengan siapa, tentang hal apa, di mana, untuk tujuan
apa dengan cara bagaimana. Dengan demikian, cara orang mengekspresikan gagasan
terkait dengan masalah-masalah di luarnya seperti kesadaran atas status sosial
dan tradisi yang berlaku dan diberlakukan. Lewat bahasa yang diketahui, gagasan
dan pikiran diformulasi menjadi serangkaian konsep kebahasaan. Konsep bisa
berupa kata atau istilah (construct). Kursi misalnya, adalah
kata yang artinya “tempat duduk”. Karena berarti demikian maka kursi
difungsikan untuk diduduki, tidak dipanggul. Kalau dipanggul, pasti ada
penjelasan lain, misalnya dilakukan oleh sejumlah kuli-kasar untuk dibawa masuk
ke rumah, ke mobil cup terbuka. Karena kursi berfungsi sebagai tempat duduk,
maka muncul makna baru dari kata kursi itu, misalnya kedudukan. Misalnya adanya
ungkapan: “Para anggota DPR (mohon maaf untuk tidak dibaca wakil-wakil rakyat)
bersitegang untuk memperebutkan kursi ketua komisi. Kata “kursi” di sini
merupakan kata lain dari “kedudukan sebagai”. Sedang bersitegang adalah suasana
yang muncul dengan tanda-tanda tertentu, misalnya saat berbicara tangannya
digebrakkan ke meja, atau berbicara sambil merebut mik ketua sidang dsb.
Bahasa Indonesia dikenal sebagi bahasa aglutinatif. Artinya, kosakata dalam
bahasa Indonesia dapat ditempeli dengan bentuk lain, yaitu imbuhan. Imbuhan
mengubah bentuk dan makna bentuk dasar yang dilekati imbuhan itu .Karena sifat
itulah, imbuhan memiliki peran yang sangat penting dalam pembentukan kata
bahasa Indonesia. Dengan demikian, sudah selayaknyalah, sebagai pemakainya kita
memiliki pengetahuan mengenai ini.Kemampuan berbahasa yang baik dan benar
merupakan persyaratan mutlak untuk melakukan kegiatan ilmiah karena bahas
merupakan sarana komunikasi ilmiah pokok. Tanpa penguasaan tata bahasa dan
kosakata yang baik akan sulit bagi seorang ilmuan untuk mengkomunikasikan
gagasannya kepada pihak lain. Dengan bahasa selaku alat komunikasi, kita bukan
saja menyampaikan informasi tetapi juga argumentasi, dimana kejelasan kosakata
dan logika tata bahasa merupakan persyaratan utama.
A. FUNGSI BAHASA
SEBAGAI ALAT KOMUNIKASI
- Bahasa merupakan akibat yang lebih
jauh dari ekspresi diri.
- Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami.
- Penggunaan bahasa sebagai alat
komunikasi, memiliki tujuan tertentu yaitu agar kita dipahami oleh orang lain.
Jadi dalam hal ini respons pendengar atau lawan komunikan yang menjadi
perhatian utama kita.
· Bahasa
sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan alat untuk merumuskan maksud kita.
· Dengan
komunikasi, kita dapat menyampaikan semua yang kita rasakan, pikirkan, dan
ketahui kepada orang lain.
· Dengan komunikasi, kita dapat mempelajari
dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh nenek moyang kita dan apa yang telah dicapai oleh
orang-orang sejaman kita.
· Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi
melalui lisan (bahsa primer) dan tulisan (bahasa sekunder). Berkomunikasi
melalui lisan (dihasilkan oleh alat ucap manusia), yaitu dalam bentuk symbol
bunyi, dimana setiap simbol bunyi memiliki cirri khas tersendiri. Suatu
simbol bisa terdengar sama di telinga kita tapi memiliki makna yang
sangat jauh berbeda. Misalnya kata ’sarang’ dalam bahasa Korea artinya cinta,
sedangkan dalam bahasa Indonesia artinya kandang atau tempat.
·
Tulisan
adalah susunan dari simbol (huruf) yang dirangkai menjadi kata bermakna dan
dituliskan. Bahasa lisan lebih ekspresif di mana mimik, intonasi, dan gerakan
tubuh dapat bercampur menjadi satu untuk mendukung komunikasi yang dilakukan.
Lidah setajam pisau atau silet oleh karena itu sebaiknya dalam
berkata-kata sebaiknya tidak sembarangan dan menghargai serta menghormati lawan
bicara atau target komunikasi.
·
Bahasa
sebagai sarana komunikasi mempunyai fungsi utama bahasa adalah bahwa
komunikasi ialah penyampaian pesan atau makna oleh seseorang kepada orang lain.
Keterikatan dan keterkaitan bahasa dengan manusia menyebabkan bahasa tidak
tetap dan selalu berubah seiring perubahan kegaiatan manusia dalam kehidupannya
di masyarakat. Perubahan bahasa dapat terjadi bukan hanya berupa pengembangan
dan perluasan, melainkan berupa kemunduran sejalan dengan perubahan yang
dialami masyarakat. Terutama pada penggunaan Fungsi komunikasi pada bahasa
asing Sebagai contoh masyarakat Indonesia lebih sering menempel ungkapan “No Smoking’daripada “Dilarang Merokok”, “Stop” untuk “berhenti”, “Exit” untuk “keluar”,
“Open House” untuk penerimaan tamu di rumah pada saat lebaran. Jadi bahasa
sebagai alat komunikasi tidak hanya dengan satu bahasa melainkan banyak bahasa.
Dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih
jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil
menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu
yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk
mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk
mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi
tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosia
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu
tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu
tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak dapat tumbuh dan berkembang.
Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya,
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan
produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung
pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula.
Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia
menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap
luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern.
B. Fungsi bahasa
Sebagai alat mengembangkan ilmu pengetahuan
Menurut
Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis.
Begitu dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak
dirasa perlu untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih
jauh. Akibatnya, sebagai pemakai bahasa, orang Indonesia tidak terampil
menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis
menyebabkan kita tidak teliti berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan
pada saat akan menggunakan bahasa tulis atau bahasa yang lebih standar dan
teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi kepentingan yang lebih terarah
dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan berbahasa secara
terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar atau
bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal,
bahasa bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja,
bagaimana pandainya orang-orang berpolitik melalui bahasa. Kita selalu dapat
memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan tertentu. Agar dapat
memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
Pada dasarnya, bahasa memiliki
fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni
sebagai alat untuk mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi,
sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan
atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk melakukan kontrol sosial (Keraf,
1997: 3).
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan
berdampak pula pada perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana
pendukung pertumbuhan dan perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi.
Di dalam era globalisasi itu, bangsa Indonesia mau tidak mau harus ikut
berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di bidang politik, ekonomi,
maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara
tidak langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia.
Dengan
demikian, semua produk budaya akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi itu, termasuk
bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus berperan sebagai prasarana berpikir
dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan iptek itu (Sunaryo, 1993,
1995).
Menurut
Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek tidak
dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur
budaya, ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai
akar dan produk budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan
sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat
berkembang. Implikasinya di dalam pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa
sebagai prasarana berfikir modern. Oleh karena itu, jika cermat dalam
menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir karena bahasa
merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Hasil pendayagunaan daya nalar itu sangat bergantung
pada ragam bahasa yang digunakan. Pembiasaan penggunaan bahasa Indonesia yang
baik dan benar akan menghasilkan buah pemikiran yang baik dan benar pula.
Kenyataan bahwa bahasa Indonesia sebagai wujud identitas bahasa Indonesia
menjadi sarana komunikasi di dalam masyarakat modern. Bahasa Indonesia bersikap
luwes sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai sarana komunikasi masyarakat
modern.
referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/03/fungsi-bahasa-sebagai-alat-komunikasi-3/
http://indahndahpurnamasari.blogspot.com/2010/02/fungsi-bahasa-indonesia-sebagai-alat.html
http://pokahontasimamora.blogspot.com/2010/10/bahasa-sebagai-alat-komunikasi_09.html
http://halfkill.wordpress.com/2012/04/29/peranan-bahasa-indonesia-dalam-perkembangan-ilmu-pengetahuan-teknologi-di-era-globalisasi/